Hambatan-hambatan untuk memasuki perhentian
Senin, 15 Desember 2025
Perumpamaan Yesus tentang benih dan jenis-jenis tanah menyatakan dua hambatan utama untuk masuk ke dalam perhentian, yang mengakibatkan kelelahan seorang anak Elohim. Hambatan pertama adalah ‘batu-batu’ hukum di dalam hati kita sendiri. Paulus menggambarkan batu-batu ini sebagai ‘hukum lain’ dalam diri kita. Rm 7:23. Hukum ini adalah sumber kebenaran diri kita. Hukum ini juga merupakan dasar penghakiman yang kita buat tentang diri kita sendiri, tentang orang lain, dan tentang relevansi firman Elohim bagi kita. Secara khusus, Yesus berkata bahwa orang-orang, yang tidak menemukan kelepasan dari hukum lain, ‘tidak berakar’. Dia berkata bahwa ‘apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad (terj. Bhs. Ing. ‘stumble’ artinya ‘tersandung’)’. Mrk 4:17.
Seseorang yang menerima firman dan menjalani hidup melalui prisma (cara melihat atau berpikir tentang sesuatu) hukum lain mereka adalah ukuran dari yang baik dan yang jahat mereka sendiri. Sebagai respons terhadap firman itu, pikiran mereka mendakwa atau membela mereka. Rm 2:15. Kecenderungan untuk menilai diri sendiri ini ditandai dengan ketidakmampuan atau keengganan untuk bersaksi tentang reformasi pribadi, pernikahan, atau keluarga dalam terang firman. Batu-batu hukum di dalam hati mereka menghambat kesanggupan mereka untuk berakar dan berdasar dalam kasih. Ini karena perasaan mereka bergantung pada pengakuan yang mereka terima dari orang lain, dan sering kali dipengaruhi oleh perbandingan. 2Kor 10:12. Yak 3:13-14. Karena alasan ini, orang-orang yang disamakan dengan tanah berbatu mudah tersinggung dan sering merasa menjadi korban.
Hambatan utama kedua untuk memasuki perhentian, yang menyebabkan kelelahan, mencakup kekhawatiran dunia, tipu daya kekayaan, dan keinginan akan hal-hal lain. Mrk 4:19. Upaya-upaya ini menunjukkan kuk atau agenda alternatif yang bersaing dengan pekerjaan yang merupakan bagian dalam ketaatan pengudusan kita. Yesus menyamakan pengejaran-pengejaran ini dengan ‘duri-duri’ yang menghimpit firman sehingga kita menjadi tidak berbuah dalam ekspresi kita sebagai anak Elohim. Bukannya menghasilkan buah Roh, yang menunjukkan berkat, kita dapat menjadi terganggu dan cemas serta diliputi oleh hawa nafsu dosa yang berduri. Rm 7:5.
Referensi :
Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
Mrk 4:17
Tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
Rm 2:15
Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
2Kor 10:12
Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!
Yak 3:13-14
13 Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. 14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
Mrk 4:19
Lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Rm 7:5
Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
