Menyadari kelelahan kita

Kamis, 18 Desember 2025

Ketika kita tertipu, kita percaya bahwa apa yang kita lihat dan pahami tentang diri kita dan kehidupan kita, konsisten/sesuai dengan firman yang diproklamirkan kepada kita. Keadaan tertipu ini dibuktikan dengan kurangnya pertobatan dan iman kita dalam merespons firman tersebut.

Syukurlah, kelelahan jasmani, emosional, dan rohani yang kita rasakan ketika kita hidup menurut daging menyingkapkan keadaan kita. Karena alasan ini, Paulus menasihati kita untuk memeriksa diri kita sendiri dan kondisi kita, dan untuk menyadari bahwa kelelahan dan keputusasaan kita, terutama di tengah penderitaan, adalah bukti penghakiman Elohim dalam hidup kita. Kita dihakimi dengan cara demikian karena kita telah melupakan nasihat yang ditujukan kepada kita sebagai anak-anak: ‘Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan (terj. Bhs. Ing. ‘chastening’ artinya ‘ganjaran’) Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.’ Ibr 12:5-6.

Melalui pelayanan firman-Nya, Tuhan datang menemui orang-orang yang lelah untuk memulihkan mereka kepada ‘perhentian’. Dalam hal ini, kita mengingat undangan Yesus, yang berkata, ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat [yaitu, yang ‘lelah’], Aku akan memberi kelegaan (terj. Bhs. Ing. ‘rest’ artinya ‘perhentian’) kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan (terj. Bhs. Ing. ‘rest’ artinya ‘perhentian’). Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.’ Mat 11:28-30.

Yesus menyampaikan perkataan ini kepada kita sebagai Gembala dan Pemelihara (terj. Bhs. Ing. ‘Overseer’ artinya ‘Penilik’) jiwa kita. 1Ptr 2:25. Dia adalah Penilik imamat yang rajani, dan Penilik rumah-Nya, ‘dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan’. Ibr 3:6. Sebagai Gembala Agung segala domba, Yesus memanggil setiap kita dengan nama. Yoh 10:2-5. Kita dipimpin oleh sang Gembala saat kita berbalik dari definisi diri sendiri dan, sebaliknya, merespons dalam ketaatan iman kepada firman tentang nama kita.

Pembelajaran : Ibrani 12

Referensi :

Ibr 12:5-6
5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: ”Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; 6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.”

Mat 11:28-30
28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

1Ptr 2:25
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Ibr 3:6
Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Yoh 10:2-5
2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5 Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."

Berlangganan

Renungan Harian
Silahkan isi nama lengkap dan alamat email untuk mendapatkan renungan harian dalam bahasa indonesia.
 Renungan Bulan Ini
 Renungan Bulan Lalu