Tanda-tanda rasa malu
Rabu, 17 Desember 2025
Kekecewaan, keputusasaan, ketidakpuasan, dan ketidakpercayaan ketika upaya-upaya baik kita kandas atau tidak diakui oleh orang lain, menunjukkan rasa malu kita. Dalam kondisi ini, kita terbebani oleh ekspektasi-ekspektasi kita yang tidak terpenuhi dan rentan terhadap jerat dosa. Meskipun kita mungkin merasa ‘miskin/buruk’ atau ‘rendah’, ini bukanlah sikap orang yang ‘miskin dalam roh’. Lebih tepatnya, ‘miskin dalam roh’ adalah sikap seseorang yang menerima kuk Kristus dan belajar dari-Nya. Sebaliknya, rasa malu memotivasi kita untuk memulihkan diri melalui penitensi. Ini adalah tindakan-tindakan yang kita ambil untuk meneguhkan gambar diri agamawi kita dan untuk meyakinkan diri kita sendiri akan diterimanya kita di hadapan Elohim. Tindakan-tindakan ini, baik yang kita tentukan sendiri maupun yang didefinisikan dalam pertemuan pastoral, merupakan upaya untuk memperoleh penerimaan ini dengan cara kita sendiri.
Penitensi bukanlah pertobatan dan, oleh karena itu, tidak dapat menuntun kepada ketaatan iman dan perhentian. Satu-satunya jawaban adalah kita berbalik kembali kepada Tuhan dan merangkul partisipasi kita dalam persembahan dan penderitaan-Nya sebagai anggota tubuh-Nya. Dengan mengingat hal ini, Paulus menasihati kita, demikian, ‘Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan (terj. Bhs. Ing. ‘despising the shame’ artinya ‘memandang rendah rasa malu’) tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Elohim.’ Ibr 12:1-2.
Tanpa kita menemukan kelepasan dari cara/jalan rasa malu ini, kita akan menjadi semakin lemah dan sakit, dan akan tertidur secara rohani di bawah penghakiman Elohim. Ini karena kita tidak dapat berpartisipasi dalam perjamuan agape dengan cara yang layak, ‘tanpa mengakui (terj. Bhs. Ing. ‘not discerning’ artinya ‘tidak membedakan’) tubuh Tuhan’. 1Kor 11:29. Ini berarti kita tidak dapat membedakan antara ketaatan yang didefinisikan oleh firman, dengan ‘kebaikan’ yang dari kebenaran diri kita.
Referensi :
1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. 2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Elohim.
1Kor 11:29
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
