Perhentian dalam pengharapan
Kamis, 25 Desember 2025
Kita mengakui bahwa batas-batas pengudusan kita telah ditetapkan oleh Bapa dan diteguhkan oleh Anak. Tinggal dalam batasan-batasan ini merupakan bagian dari berkat warisan kita sebagai anak Elohim. Pengakuan kita adalah, ‘Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku (warisanku) menyenangkan hatiku.’ Mzm 16:5-6.
Dengan cara ini, kita memperoleh kesaksian Yesus, yang sehubungan dengan penguburan-Nya, mengakui ‘Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram (terj. Bhs. Ing. ‘my flesh also will rest in hope’ artinya ‘dagingku juga akan menemukan perhentian dalam pengharapan’); sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.’ Mzm 16:9-11. Inilah pengakuan seseorang yang mempelajari jalan kehidupan dari Kristus melalui firman yang mengalir keluar dari presbiteri di tangan kanan-Nya.
Seseorang tiba pada perhentian karena mereka telah diiluminasi tentang pengharapan akan kebangkitan. Kristus adalah ‘Hidup yang penuh pengharapan (terj. Bhs. Ing. ‘living Hope’ artinya ‘Pengharapan yang hidup’)’ mereka. 1Ptr 1:3-4. Dialah yang telah merintis jalan keselamatan mereka dan merupakan substansi dari tubuh rohani, kebangkitan mereka. Dia kini telah naik ke sebelah kanan Bapa di tempat maha kudus persekutuan Yahweh. Tuhan menetapkan pengharapan ini sebagai sauh di hati mereka, mengokohkan mereka bagi-Nya dan bagi pekerjaan-Nya yang sudah selesai. Sebagaimana rasul Paulus nyatakan, ‘Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.’ Ibr 6:19-20.
Referensi :
5 Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. 6 Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.
Mzm 16:9-11
9 Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; 10 sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
1Ptr 1:3-4
3 Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, 4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
Ibr 6:19-20
19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, 20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
